SEJARAH BERDIRINYA UD.SARI AREN
Bapak
Suparmanto adalah seorang pengrajin gula aren. Beliau memulai usaha sebagai
pengrajin gula batok aren pada tahun 1996. Pembuatan gula batok aren ditekuni
oleh Bapak Parman sampai tahun 2000.
Dalam
proses pembuatan gula batok di Kabupaten Rejang Lebong, diproses akhir ada yang
dikenal dengan namanya “Kereng”. “Kereng” adalah sisa dari air nira yang sudah
mengental siap cetak (pekatan Nira) dan ketika proses pencetakan pekatan nira
yang ada di bagian pinggir kuali mongering, sehingga tidak dapat dicetak. Pembuatan
gula batok menghasilkan kereng setiap harinya. Biasanya “kereng” dikonsumsi
sendiri oleh pengrajin. Karena setiap hari menghasilkan “kereng”, Bapak Parman
iseng-iseng menghaluskan “kereng” tersebut dikuali. Ternyata kereng menjadi
butiran-butiran halus yang kering. Dari sini Bapak parman berfikir bahwa air
nira bisa dibuat menjadi gula aren yang berbentuk butiran-butiran halus seperti
gula pasir. Setelah mencoba beberapa
kali menghaluskan “kereng”, Bapak parman merasa butiran-butiran gula aren ini
siap dikonsumsi dengan praktis, berbeda dengan gula batok yang harus
diiris-iris terlebih dahulu. Selain itu butiran-butiran gula aren ini pun dapat
dikemas dengan mudah disbanding dengan gula batok.
Mulai
tahun 2000 Bapak parman mencoba memproduksi gula aren menjadi butiran-butiran
halus. Pada proses pembuatan butiran gula aren, saat pekatan nira diaduk,
pekatan ini berbentuk seperti gerombolan semut yang banyak dan bergerumun,
sehingga Bapak Parman menamai butiran gula aren dengan nama “gula semut”. Untuk
pembuatan gula ini masih disesuaikan dengan kondisi air nira, jika air nira
bagus diproduksi menjadi gula semut, namun jika nira kurang bagus diproduksi
menjadi gula batok. Awalnya gula ini dikonsumsi sendiri dan diperkenalkan
kepada tamu-tamu Bapak Parman, Bapak parman juga mencoba mengemas dengan
kemasan biasa dan dititipkan ke warung-warung.
Ketekunan
Bapak Parman ini mengundang perhatian Dinas Perindustrian Kabupaten Rejang
Lebong. Pada tahun 2005 pihak Industri mulai melakukan pembinaan dan Bapak
Parman sering diikutkan pelatihan pengembangan usaha. Pada tahun 2007 pihak
industry membentuk kelompok usaha bersama gula semut dengan nama UD.Sari Aren.
UD. Sari Aren terdiri dari para pengrajin gula batok yang terdiri dari 5
anggota.
Dari
hasil diagnosa Dinas Industri, permasalahan utama yang dihadapi UD.Sari Aren
adalah proses pembuatan bergantung pada cuaca dan hasil yang didapat masih
berskala kecil. Dinas Industri mengikutsertakan UD.Sari Aren studi banding ke
pabrik pengolahan gula semut kelapa ditangerang. Dari hasil studi banding ini,
Bapak Parman mendapat ilmu baru dalam pengolahan gula semut, yaitu bahan baku
dialihkan ke gula batok. Proses pembuatan gula semut dari gula batok ini
menggunakan mesin-mesin sehingga dapat memproduksi dalam jumlah banyak. Dari
pengalaman itu, Bapak Parman mencoba mengajukan proposal bantuan mesin
pengolahan gula semut ke Dinas Peririndustrian Kabupaten Rejang Lebong. Pada Maret 2010, UD.Sari Aren mendapat bantuan
satu paket mesin pengolahan gula semut, yaitu mesin perajang, mesin pengopen,
mesin penggiling, mesin pengayak.
Untuk
pemasaran produk gula semut, harus dilakukan package yang tepat dan menarik.
Pada juli 2010 UD.Sari Aren diikut sertakan pelatihan kemasan di D & D Pack
Jakarta, dan kemasan gula semut langsung dipesan di D & D Pack.
Untuk
pengembangan usaha lebih lanjut, UD.Sari Aren diikutkan pada pelatihan manfaat
air nira palma serta macam-macam pengolahan produk air nira. Pelatihan ini
dilaksanakan di Balai Besar Industri Agro Bogor.
Saat ini
UD.Sari Aren telah memproduksi gula semut mencapai 3 ton perbulan. Namun, untuk
perkembangan permintaan kapasitas dapat ditingkatkan.
Salam Sukses....Kami juga pengrajin gula semut, tapi kami dari nira kelapa....Salam Kenal ya Pak...
BalasHapussukses terus lek..
BalasHapusAamiin. Suwon di
BalasHapus